Tuesday, March 10, 2020

Rangkuman tata busana

 Rangkuman tata busana

bahanygdigunakanuntukmembuatlenanrumahtanggadenganhiasantusuksilang  Rangkuman tata busana
 Rangkuman tata busana


bahan tipis dan tembus pandang sngat cocok di gunakan untuk bahan utama pembuatan sulaman - Perbedaan Bahan Utama Dan Bahan Pelengkap

1.    Bahan utama busana
Pakaian baik ditentukan oleh pemilihan dan pemakaian bahan tekstil yang tepat. Untuk itu bahan yang akan digunakan hendaklah dipilih dengan pertimbangan yang matang sesuai dengan  model yang diharapkan dengan cara :
a.    Teknik memilih bahan tekstil
Dalam memilih bahan tekstil ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan di antaranya yaitu :
1)    Memilih bahan yang sesuai dengan desain
Desain pakaian bisa berupa foto atau sketsa. Untuk menentukan bahan yang cocok digunakan tersebut dapat dilakukan dengan menganalisa model dengan cermat. Analisa ini meliputi jenis pakaian yang akan dibuat, kesempatan pemakaiannya, siapa yang akan dipakai, bagaimana bentuk tubuh yang dipakai dan bagaimana bentuk tubuh pakaian. Hal-hal itu memudahkan dalam memilih bahan yang cocok.



2)    Memilih bahan yang sesuai dengan pemakaian
Desain pakaian tentu ada kaitannya bagus terlihat pada sketsa atau desain namun pakaian dipakai seorang bisa saja kecewa karena terlihat aneh dalam pemakaian tersebut. Agar tidak keliru dalam memilih bahan sebaiknya bahan yang dipilih disesuaikan dengan pemakaian seperti jenis bahan, warna bahan, tekstur bahan, corak bahan.
Seperti bahan yang tebal dan kaku membuat pemakaian terlihat lebih gemuk karena jatuh bahan pada badan juga kaku. Bahan yang lembut dan melangsai membuat pemakaian kelihatan lebih langsing. Corak bahan yang besar-besar sebaiknya dihindari untuk orang yang bertubuh gemuk sedangkan bahan yang kecil-kecil dihindari pemakaiannya bagi orang yang kurus.
3)    Memilih bahan yang sesuai dengan kesempatan
Untuk pakaian-pakaian yang sering digunakan seperti pakaian kerja, pakaian rumah, pakaian santai, pakaian sekolah, dan pakaian olahraga. Sebaiknya menggunakan bahan yang menghisap keringat dan umumnya dibuat dari serat alam atau campuran serat alam.
Untuk pakaian kerja dan santai digunakan bahan dari kapas atau kapas campuran dan polyester seperti katun tetoron, batik cocok digunakan untuk pakaian pesta siang, malam dapat dipilih bahan seperti sutera, brokat, saten, chiffon, beludru.
Untuk pakaian rumah, pakaian tidur dapat dipilih bahan-bahan yang lembut dan nyaman seperti katun, lenen, rayon, dengan warna yang lembut dan netral.
Untuk pakaian olahraga sebaiknya memilih bahan yang menghisap keringat dan elastis agar tidak mengganggu pergerakan.

2.    Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan dibuat. Bahan pelengkap dapat berupa benang jahit, benang hias, apper/ritsluiting, kancing, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain.
a.    Benang
Ada beberapa jenis benang yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana diantaranya :
1.    Benang jahit
Benang jahit adalah benang yang digunakan untuk menjahit halus kasar benang ditentukan dengan nomor benangnya. Misalnya benang No. 60 lebih kasar dari benang No. 50.
2.    Benang Mouline yaitu benang yang berlainan warna, disering atau dipilih  menjadi satu. Benang Moulin disebut benan pelangi, sering digunakan untuk menghias pakaian.
3.    Benang Melange, benang yang mempunyai warna beraneka ragam dibuat dengan cara dipintal.
4.    Benang yaspis yaitu benang yang dipilin dari 2 benang yang belum dipilin hingga bentuknya menjadi satu.
5.    Benang logam, benang yang terbuat dari logam pelapis plastik atau plastik berlapis logam. Bentuk benang yang berkilau ada warna perak dan emas.
6.    Benang karet, benang yang dibuat dari karet yang telah divulkanisasi.
7.    Benang sulam/suji, benang yang digunakan untuk menyulam atau menghias pakaian.
8.    Benang border, benang yang digunakan untuk membordir atau menyulam dengan mesin.
9.    Benang jagug, benang yang terbuat dari serat sebagai bahan kaitan untuk membuat pelengkap busana.
10.    Benang tetoron, benang sintesis yang kuat digunakan sebagai bahan kaitan untuk membuat pelengkap busana.
11.    Benang wol, benang yang agak berbulu dan pilinannya longgar.

b.    Pita dan Renda
Pita tersedia dalam beberapa bentuk ukuran dan warna, ada yang lebarnya ¼ cm, ½ cm, 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Pita juga terbuat dari bahan yang berbeda, dengan warna beraneka mulai dari warna perak, emas, dan warna-warna pada umumnya.
Renda tersedia dalam beraneka bahan dan model.

c.    Kancing
Kancing mempunyai model dan ukuran yang bervariasi. Selain berfungsi untuk penutup belahan, kancing juga bisa berfungsi sebagai hiasan. Kancing ada beberapa macam, diantaranya :
1.    Kancing jepret
2.    Kancing permata
3.    Kancing berkaki



d.    Zipper
Zipper lazim disebut dengan ritsluiting digunakan untuk membuat bukaan pada pakaian agar pakaian tersebut mudah dipasang atau dibuka.
Macam-macam zipper :
1)    Zipper model biasa dipasang dengan jahitannya terlihat pada bagian luar.
2)    Zipper jepang dijahitkan dari bagian dalam pakaian tidak dari bagian luar.
3)    Zipper untuk mantel atau jacket ukurannya lebih besar dari zipper biasa dan lebih kuat sesuai juga dengan fungsinya.




Cara memilih bahan yang sesuai dengan si pemakai
Agar tidak keliru dalam memilih bahan sebaiknya bahan yang dipilih disesuaikan dengan pemakai, seperti jenis bahan, warna bahan, tekstur bahan, corak bahan, dan lain-lain.
Bahan yang tebal dan kaku membuat pemakainya terlihat lebih gemuk karena jatuh bahan pada badan juga kaku.. Bahan yang lembut dan melangsui membuat pemakainya terlihat lebih langsing karena jatuh pakaian pada badan mengikuti bentuk tubuh. Bahan yang mengkilap atau berkilau membuat pemakai terlihat lebih gemuk, maka bahan ini cocok dipakai oleh orang yang bertubuh sedang atau kurus.
Untuk orang yang bertubuh gemuk sebaiknya memilih bahan yang bercorak tidak terlalu besar dan warna-warna yang tidak terlalu cerah. Sesuai dengan psikologi warna, warna yang terang bersifat melebarkan dan warna gelap bersifat mengecilkan. Pemakai yang bertubuh kurus dapat menggunakan bahan yang bercorak tidak terlalu kecil atau sedang dan memakai warna yang lebih cerah.
Pemilihan bahan yang tepat juga dapat menutupi kekurangan bentuk tubuh seseorang, seperti orang yang mempunyai pinggul kecil dapat menggunakan bahan dengan corak garis diagonal dan orang yang sudah memiliki pinggul besar hindari pemakaian bahan tersebut. Untuk memberi kesan lebih tinggi, dapat dipilih corak bahan dengan arah garis vertical, dan untuk memberi kesan pendek dapat dipilih bahan dengan corak garis horizontal. Bahan ini terutama digunakan bagi orang yang bertubuh gemuk, pendek dan kurus tinggi.
Warna gelap atau redup hendaknya dihindari bagi orang yang berkulit gelap karena dapat memberi kesan pemakainya bertambah hitam/gelap. Pemakaian warna yang lembut dan terang seperti warna-warna pastel sangat cocok karena dapat memberikan efek lebih terang pada wajah dan kulit. Sedangkan bagi pemakai yang berkulit kuning langsat atau putih, hindari pemakaian bahan dengan warna-warna yang lembut dan terlalu terang karena efeknya wajah terlihat lebih pucat

Cara memilih bahan sesuai kesempatan
Untuk pakaian yang sering digunakan, seperti pakaian sekolah, pakaian kerja, dan pakaian santai cocok menggunakan bahan dari kapas, atau campuran kapas dan polyester seperti katun, tetoron, dan batik karena selain mengisap keringat juga mudah dalam pemeliharaannya.
Untuk peranan pesta, setiap kesempatan, pasta menuntut. Penampilan yang berbeda pula. Untuk pesta siang, hendaklah dipilih bahan yang sedikit mewah, tetapi tidak berkilau. Sebaliknya untuk menghadiri pesta malam, dapat dipilih pakaian dari bahan yang mewah, berkilau dan berwarna cerah.
Untuk pakaian rumah dan pakaian tidur dapat dipilih bahan yang lembut dan nyaman dipakai karena membuat kita nyaman. Sebab aktivitas di rumah banyak dan juga sebagai tempat beristirahat setelah capek bekerja seperti katun, lenen dan rayon.
Untuk pakaian olahraga seperti renang, senam, tari, dan lain-lain sebaiknya dipilih bahan yang elastis agar tidak mengganggu pergerakan. Sedangkan untuk pakaian karate, taekwondo, pencak silat, dapat dipilih bahan yang menghisap keringat seperti yang katun, yang agak tebal.

Cara memilih bahan pelapis (lining/furing)
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama, sebagian maupun seluruhnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lining :
1.    Jenis bahan utama
Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain hendaklah menggunakan lining yang bertekstur hampir sama seperti hero dan abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Untuk bahan utama yang tipis dan melangsai sebaiknya menggunakan lining yang lembut dan melangsai seperti yasanta, hul, dan lain-lain. Untuk bahan utama yang harganya mahal seperti sutra hendaklah gunakan lining yang dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat. Untuk bahan utama yang tipis dan tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat digunakan bahan yang mengkilat seperti saten, atau bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku lainnya.
2.    Warna bahan
Warna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utamanya. Tetapi untuk efek warna tertentu terutama untuk bahan yang tipis dan tembus pandang dapat digunakan warna yang diinginkan, tentunya yang serasi dengan bahan. Bahan lining dapat dipilih bahan dengan warna yang sedikit lebih tua atau lebih muda dari bahan utamanya.
3.    Sifat Luntur dan Susut Kain
Agar lining yang digunakan tidak luntur dan susut setelah dibuatkan busana, hendaklah sebelum digunting terlebih  dahulu dicuci dan dikeringkan lalu disetrika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci hendaknya ditukar dengan bahan yang tidak luntur. Bahan yang luntur dapat merusak warna busana yang dibuat.
4.    Kesempatan pemakaian busana
Sweater atau baju dingin atau jaket hendaklah menggunakan lining yang dapat menghangatkan tubuh karena sweater atau jaket ini sering digunakan pada saat udara dingin atau untuk berkendaraan roda dua. Lining yang dapat digunakan diantaranya kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian kerja, hendaklah dipilih bahan lining yang dapat menyerap keringat dan dapat memberi kenyamanan pada saat bekerja seperti kain hero dan sejenisnya.


Bahan pelapis
Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi menjadi 2, lining dan interlining.
a.    Lining
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama, sebagian maupun seluruhnya. Bahan lining sering disebut juga dengan furing. Bahan lining yang sering dipakai diantaranya yaitu hain hero, kain HVL, kain abutai, kain saten, kain yasanta, kain dormpul England, dan lain-lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lining :
1.    Jenis bahan utama
Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain hendaklah menggunakan lining yang bertekstur hampir sama seperti hero dan abutai. Untuk bahan utama yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang melangsai seperti hvl. Bahan yang melangsai lembut seperti sutra, terutama bahan yang harganya mahal, menggunakan lining sesuai harganya. Untuk bahan tipis dan tembus pandang seperti talle dan chiffon menggunakan lining yang mengkilat seperti saten.
2.    Warna bahan
Warna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utama. Bahan lining yang dipilih biasanya lebih muda dari bahan utama atau lebih tua sedikit dari bahan utama.
3.    Sifat luntur dan susut kain
Bahan lining ada kalanya luntur dan susut setelah dicuci terutama lining dari bahan katun. Sebelum dibuat menjadi busana lining dicuci terlebih dahulu kemudian disetrika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci sebaikya ditukar dengan bahan yang tidak luntur, bahan yang luntur dapat merusak bahan utama.
4.    Kesempatan pemakaian busana
Pemilihan bahan untuk lining juga perlu memperhatikan kesempatan pemakaian busana, seperti sweater atau jaket hendaklah menggunakan lining yang dapat menghangatkan tubuh, karena jaket dan sweater dipakai pada udara dingin. Lining yang digunakan antara lain kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian kerja hendaklah dipilih kain lining yang menyerap keringat.

b.    Interlining
Interlining merupakan pelapis antara yang membantu membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang, dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya diantaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak menggunakan lem. Interlining yang menggunakan lem biasanya ditempelkan dengan cara disetrika.
Interlining yang biasanya digunakan di kerah dan ban pinggang. Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, depan leher, kerah, dan lain-lain.
Jenis-jenis interlining antara lain :
-    Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan kerah board atau kerah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.
-    Fislin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika disetrika. Fislin ada yang tipis, sedang dan agak tebal. Fislin jenis ini sering digunakan untuk melapisi kerah, pakaian wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing, vasfoal, dan lain-lain.
-    Bulu kuda yaitu pelapis yang biasanya untuk melapisi bagian dada jas atau mantel. Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem.
-    Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi lem.
Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya, hendaklah digunakan lining dan interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.
Cara memilih bahan busana yang baik
Kain yang beredar di pasaran banyak jenis dan kualitasnya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang busana, kita harus memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam berbusana kita perlu menyesuaikan busana dengan bentuk tubuh, warna kulit, kepribadian, jenis kelamin, dan sebagainya. Kesalahan dalam memilih busana akan berakibat fatal bagi si pemakai. Dalam memilih busana ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, baik faktor individu maupun faktor lingkungan. Faktor individu seperti : bentuk tubuh, umur, warna kulit, jenis kelamin dan kepribadian. Sedangkan faktor lingkungan seperti : waktu kesempatan dan perkembangan mode.
1.    Faktor Individu
Jika kita perhatikan secara teliti, khususnya tentang busana yang dipakai oleh masing-masing individu dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mengenakan pakaian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut antara lain :
a.    Bentuk tubuh
Bentuk tubuh manusia tidaklah sama satu sama lainnya, perbedaan tersebut disebabkan oleh perkembangan biologis serta perbedaan tingkat umur. Tidak semua busana dapat dipakai oleh semua orang. Maka di dalam memilih busana mengenali bentuk tubuh sangatlah penting.
Bentuk tubuh ideal sangatlah didambakan oleh semua orang. Menurut Enna Tamimi (1984 : 41), bentuk badan yang ideal mempunyai ukuran lingkar dada dan pinggul yang sama besar.
Bentuk tubuh yang kurang ideal banyak pula macamnya, ada yang gemuk pendek, kurus tinggi, kurus pendek, ada yang bungkuk, panggul terlalu kecil, bidang bahu terlalu lebar atau terlalu sempit. Bentuk tubuh tersebut dapat disembunyikan dengan memilih desain pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh masing-masing.



b.    Umur
Umur seseorang sangat menentukan dalam pemilihan busana, karena tidak semua busana cocok untuk semua umur.
c.    Warna kulit
Warna kulit adalah suatu hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih busana, selalu ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
d.    Kepribadian
Kepribadian merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam memilih busana. Ada beberapa tipe kepribadian yang sangat mempengaruhi dalam pemilihan busana tersebut, antara lain :
•    Tipe feminism
•    Tipe maskulin
•    Tipe intermediet

2.    Faktor Lingkungan
Dalam memilih busana, perlu dipertimbangkan keserasian dengan lingkungan, baik lingkungan masyarakat tempat tinggal, maupun lingkungan tempat bekerja. Untuk menciptakan busana yang serasi banyak faktor yang harus diperhatikan, tetapi keserasian berbusana yang berkaitan dengan lingkungan adalah sebagai berikut :
a.    Waktu
Berbusana mengingat waktu berarti memperhitungkan pengaruh sinar matahari. Dengan kata lain tidak semua busana dapat dipakai untuk setiap waktu dan semua kesempatan. Jadi setiap individu tidak hanya dapat memiliki satu atau dua jenis busana saja, tetapi harus disesuaikan dengan aktivitas masing-masing mereka.
b.    Kesempatan
Berbusana menurut kesempatan berarti kita harus menyesuaikan busana yang dipakai dengan tempat kemana busana tersebut akan kita bawa. Pengelompokan busana menurut kesempatan antara lain :

•    Busana sekolah
•    Busana pesta
•    Busana kuliah
•    Busana kerja
•    Busana olah raga
•    Busana santai
c.    Perkembangan mode
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mode busana juga berkembang dengan pesat. Walaupun kadang kata mode tersebut tidak sesuai dengan tata cara berbusana yang baik, namun mode tetap bergulir dari waktu ke waktu. Setiap mode yang muncul selalu saja ada yang pro dan ada yang kontra. Apalagi Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku yang masing-masingnya mempunyai busana yang beraneka ragam.


Cara memilih bahan yang sesuai dengan si pemakai
Desain pakaian tertentu adakalanya bagus terlihat pada sketsa atau desain. Namun setelah pakaian dipakai seseorang lebih saja kecewa karena terlihat aneh memakai pakaian tersebut. Agar tidak keliru sebaiknya bahan yang dipilih disesuaikan dengan pemakai.
Bahan yang tebal dan kaku membuat pemakainya terlihat lebih gemuk. Bahan yang lembut dan melangsui membuat pemakainya kelihatan lebih langsing. Bahan yang mengkilap atau berkilau dapat memberi efek pemakai lebih gemuk, lebih cocok dipakai oleh orang yang bertubuh sedang atau kurus.
Begitu juga dengan corak bahan. Untuk orang yang bertubuh gemuk sebaiknya memilih bahan yang bercorak tidak terlalu besar dan warna-warna yang tidak terlalu cerah. Pemakai yang bertubuh kurus dapat menggunakan bahan yang bercorak tidak terlalu kecil atau sedang dan memakai warna yang lebih cerah.
Untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh seseorang, juga dapat dilakukan dengan pemilihan bahan yang tepat. Warna bahan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan. Warna gelap atau redup hendaknya dihindari bagi orang yang berkulit gelap. Pemakaian warna yang cocok menggunakan warna yang agak lembut dan terang. Sedangkan bagi pemakai yang berkulit kuning langsat atau putih, hindari pemakaian bahan dengan warna-warna yang lembut dan terlalu terang karena efeknya wajah terlihat lebih pucat.

Perbedaan antara Serat Alami & Serat Buatan
Serat alami dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian.
Serat alami dibagi menjadi 3 yaitu :
-    Serat tumbuh-tumbuhan (selulosa) :
1.    serat biji
2.    serat batang
3.    serat daun
-    Serat binatang (protein) :
1.    wol
2.    bulu-bulu
3.    sutera
Serat buatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu :
-    Serat yang diolah kembali
1.    rayon
2.    polysonic
-    Serat setengah sintesis
1.    asetat
-    Serat sintesis
1.    polyester
2.    polyamide
3.    polyurethane




Sebagaimana yang dijelaskan maka sifat-sifat, kegunaan dan cara pemeliharaan bahan tekstil pun berbeda sesuai dengan asal serat tersebut.
A.    Serat Alam
1.    Serat tumbuh-tumbuhan (selulosa)
1)    Serat biji
a)    Serat kapas
Sifat-sifat serat kapas adalah :
•    Serat kapas pendek-pendek antara 20-55 mm
•    Serat kapas sangat luas
•    Kapas sangat higroskopis / menghisap air
•    Kapas kurang kenyal sehingga mudah kusut
•    Kapas tahan uji
•    Tahan sabun yang kuat
•    Kapas tidak tahan dengan asam mineral
•    Kapas tahan ngengat tetapi tidak tahan cendawan
Kerugian dari serat kapas yaitu bahan kapas saat dicuci mudah susut. Jadi jika menggunakan bahan kapas hendaklah direndam terlebih dahulu sebelum digunting agar setelah dibuat pakaian tidak berubah ukurannya.
Teknik pemeliharaan kain dari serat kapas
-    Kain serat dari kapas dapat dicuci dengan sabun cuci.
-    Bahan putih dapat dikelentang dengan sabun biasa.
-    Dapat dijemur dengan bagian buruk keluar.
-    Disetrika dengan setrika yang panas supaya cepat rapi.
-    Disimpan di lemari pakaian.
Bahan dari serat kapas digunakan untuk :
-    Kasur, sarung bantal
-    Pakaian sekolah
-    Spon bedak
-    Perban

b)    Kapuk
Sifat-sifat serat kapuk :
-    Warna serat kapuk coklat
-    Serat kapuk sangat tipis
-    Serat kapuk mudah mengembang
-    Menyerap suara
-    Seratnya pendek
Kegunaan Kapuk :
-    Baik untuk dijadikan pelampung
-    Kayunya bisa digunakan untuk bahan kertas
-    Sangat baik untuk isi kasur

2)    Serat Batang
a.    Serat lenen diambil dari batang pohon plax
Sifat-sifatnya :
-    Kurang tahan terhadap asam
-    Terasa dingin
-    Airnya 7-8 %
-    Mempunyai permukaan yang halus
-    Sukar dicelup
-    Dapat dikelantang dengan baik
Kegunaannya :
-    Digunakan untuk pakaian dan tekstil kebutuhan rumah tangga.
-    Sebagai benang jahit.
Teknik pemeliharaan :
-    Dapat dicuci dengan semua sabun.
-    Hindari pengelantangan dengan chloor.
-    Dijemur pada tempat yang teduh atau dianginkan.
-    Disetrika dengan panas tinggi supaya kusutnya hilang.


b.    Serat Henep
Serat henep merupakan serat yang diambil dari kulit pohon henep yang dilepaskan dari batangnya seperti lenen.
Sifat-sifat serat henep yaitu :
•    Serat lebih kuat dari flax (25 %), tetapi lebih kasar dan lebih tua warnanya. Karena kasar, maka henep tidak bisa dipintal atau menjadi benang yang halus.
•    Tahan pengaruh udara dan lembab.
Kegunaan serat henep yaitu :
•    Henep umumnya digunakan untuk tali temali, kanvas dan karung.
•    Tenunan campuran antara serat henep dan lenan.
•    Tenunan campuran antara serat henep dan kapas, tenunan ini seperti sutera asli.

c.    Serat Goni
Serat goni berasal dari serat kulit pohon goni. Serat goni tidak digunakan untuk bahan pakaian karena seratnya yang kasar. Umumnya serat ini banyak dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, seperti tenunan untuk permadani.
Sifat-sifat serat goni :
•    Serat goni tidak kuat, tidak tahan udara lembab dan cahaya matahari.
•    Serat goni tidak rata, berdebu dan kaku.
•    Panjang serat goni 3-4 m terdiri atas serat tunggal sangat pendek 1-5 mm yang direkat oleh perekat tumbuh-tumbuhan.
•    Jenis yang baik berwarna putih kekuning-kuningan dan yang kurang hitam kemerah-kemerahan yang digunakan untuk karung.
•    Sangat hidroskopis. Dalam keadaan basah goni menjadi busuk.
•    Agak tahan Chloor, bila akan dicuci/dicelup, dikelantang terlebih dahulu.
•    Serat goni sukar mengisap ketika dicelup.
Kegunaan serat goni yaitu :
•    Untuk kain kasur, kain kursi dan tirai.
•    Tenunan dasar pada permadani atau linoleum.
•    Karung goni untuk kwalitas goni yang buruk.

d.    Serat Rosella
Serat Rosella adalah serat yang diambil dari tanaman Hibiscus Sabdariffa. Ditanam di Indonesia (Jawa Tengah dan Jawa Timur), India, Bangladesh, Thailand, Philiphina dan Hindia Barat.
Sifat-sifat serat Rosella yaitu :
•    Batang dan daun tanaman rosella berwarna hijau tua sampai kemerah-merahan.
•    Bunganya berwarna putih, cream sampai kuning.
•    Warna serat  yang baik adalah cream sampai putih perah, berkilau dan kekuatan cukup.
•    Dalam keadaan basah kekuatan serat rosella tetap.
•    Kekuatan serat rosella sedikit lebih rendah dari pada serat yute.
•    Kegunaan serat rosella yaitu terutama untuk karung pembungkus gula dan beras.

3)    Serat Daun
Serat daun adalah serat yang terdapat pada pelepah daun atau daunnya. Serat daun terdiri atas serat abaka dan serat sisal.
a)    Serat Abaka (henep manila)
Serat abaka sering juga disebut henep manila. Henep manila adalah serat daun dari batang semu sebuah pohon yang menyerupai pohon pisang. Seratnya terdapat pada pelapak daun tanaman abaka. Banyak ditanam di Philipina, India, Indonesia, dan Amerika Tengah.
Sifat-sifat serat abaka yaitu :
•    Warna serat yang baik bervariasi dari putih sampai kuning gading, cream, coklat muda, coklat tua sampai hampir hitam tergantung pada letak pelepah daun pada batang.
•    Tahan terhadap air laut.
•    Mempunyai sifat mengambang yang baik.
•    Kuat dan tahan tekukan.
Serat abaka digunakan antara lain untuk bahan pakaian, untuk tali temali dan kadang-kadang serat abaka dicampur dengan serat nilon dan ditenun menjadi tenunan tembus terang.

b)    Serat Sisal
Sisal adalah serat yang berasal dari daun tumbuh-tumbuhan agave sisalana.
Sifat-sifat serat sisal yaitu :
•    Warna serat sisal putih dan berkilau.
•    Seratnya kaku.
•    Kekuatannya sangat baik dan tahan terhadap tali laut.
Kegunaan serat sesal terutama untuk keperluan tali temali.

2.    Serat Binatang (Protein)
Serat hewan adalah serat yang berasal dari binatang seperti bulu biri-biri, unta, kambing, dan kepompong sutera. Wol dan sutera adalah bahan yang berasal dari serat protein. Pada umumnya serat dari protein lebih mudah dipengaruhi bahan-bahan kimia daripada serat sellulosa.
1)    Wol
Wol berasal dari bulu biri-biri, kelinci angora, rambut kuda atau domba. Wol selain mengandung protein juga mengandung belerang. Wol telah mulai dipakai lebih kurang 4000 tahun sebelum Masehi di Mesir. Serat wol dapat dibagi atas wol halus, wol sedang dan wol kasar atau wol permadani.
•    Wol halus. Wol ini beratnya halus, lembut, kuat, elastis dan keriting.
•    Wol sedang. Sebagian besar wol sedang dihasilkan oleh biri-biri dari Inggris. Serat wol ini lebih kasar, lebih panjang dan lebih berkilau dari wol halus.
•    Wol kasar. Wol kasar dihasilkan dari biri-biri yang berekor gemuk dan berekor lebar. Warna serat ini bervariasi dari putih sampai hitam panjang dan serat bagian dalam halus.
Sifat-sifat serat wol yaitu :
Sifat fisika :
•    Serat wol dapat menyerap uap air yang tinggi dari udara. Besar kecilnya kadar uap air yang diserap bergatung pada kelembaban udara.
•    Berat jenis wol kering 1,304.
•    Kilau serat berbeda-beda tergantung dari susunan permukaan serat, ukuran serat, serat gelombang atau keriting.
•    Kilau wol tidak tampak pada satu serat, tetapi tampak pada sekelompok benang atau kain.
•    Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2-1,7 gram per denier dengan mulur 30-40 %.
•    Di dalam air dingin wol mempunyai elastis sempurna.
•    Daya pegasnya besar sehingga kain wol tidak dapat kusut, kalau kain diremas dan dilepaskan maka akan kembali pada bentuk semula.
•    Panjang serat wol 4-35.
•    Wol tidak tahan ngengat.


Sifat kimia :
•    Di dalam air serat wol mengelembung, tetapi setelah kering akan kembali ke bentuk semula.
•    Wol dapat bereaksi dengan asam kuat atau lemah, tetapi tidak larut.
•    Wol mudah rusak dalam alkali.
•    Woil tahan terhadap jamur dan bakteri, tetapi bila wol telah dirusak oleh zat kimia, terutama alkali maka mudah diserang serangga dan jamur, yaitu kekuatan menurun, warna berubah, dan serat dimakan serangga.
•    Finished wol dengan formaldehida bertujuan melindungi serat terhadap alkali, kaustik soda dan sterilisasi.
•    Wol dapat dicelup dengan zat warna asam, direk dan krom.

a)    Macam-macam Wol
Wol terdiri atas beberapa jenis yaitu :
•    Wol guru, dibuat dari serat yang pendek dan sangat keriting.
•    Wol sisir, dibuat dari serat yang panjang dan sedikit ikalnya.
•    Reprocessed wool. Diperoleh dari sisa-sisa dan perca-perca kain wol baru yang ditenun atau dikempa, dengan jalan diuraikan dalam mesin maka dihasilkan serat-serat wol kembali dan dipintal serta ditenun kembali menjadi kain. Sifat wol ini diantaranya serabutnya pendek, kurang kenyal, kurang kuat, dan susah dikempa karena sisik-sisik banyak hilang.
•    Re-used wool disebut juga shoody, diperoleh dengan jalan menguraikan kain-kain tua dari wol yang telah dipakai. Sebelum diuraikan kain-kain itu dibersihkan dan dipilih dahulu. Sifatnya sama sekali tidak kuat, karena itu waktu memintal dicampur dengan wol baru atau serat kapas.



b)    Teknik pemeliharaan bahan dari serat wol yaitu :
•    Pakaian dari wol hendaknya disikat setelah dipakai untuk membuang debu dan kotoran-kotoran yang menempel. Gunakan sikat yang lemas tetapi kuat supaya bulu-bulu wol berdiri dan sifat pegasnya kembali.
•    Gantung pakaian beberapa lama supaya kusutnya hilang dan bentuk kembali seperti semula. Dengan menggantungkan pakaian di atas uap air panas dapat mempercepat hilangnya kusut-kusut.
•    Simpan kain wol dalam keadaan bersih dan kering.
•    Mencuci wol harus dilakukan dengan hati-hati meskipun kain wol itu telah dibuat tahan kusut. Pakaian cukup diremas-remas untuk mengeluarkan kotoran. Membilasnya harus bersih.

c)    Serat wol digunakan antara lain untuk :
•    Wol dipergunakan untuk bahan pakaian pria dan wanita serta pakaian anak-anak.
•    Untuk keperluan alat-alat rumah tangga seperti karpet, kursi, tirai, selimut, dan lain-lain.
•    Untuk keperluan-keperluan industri seperti untuk piano, isolasi, sumbu lampu, dan lain-lain.

2)    Bulu-bulu
Serat binatang selain bulu biri-biri yang dapat dipergunakan untuk pembuatan kain adalah bulu kambing dan sejenisnya, misalnya mohair dan cashmere, bulu unta dan sejenisnya misalnya unta, alpaca, vicuna dan ilama dan binatang berbulu terutama kelinci angora.
Serat-serat tersebut biasanya dicampur dengan wol untuk mendapatkan efek khusus, misalnya untuk menambahkan keindahan, kadang juga dipakai untuk keperluan khusus, seperti bulu kambing untuk sikat.
a)    Serat Mohair
Mohair adalah serat bulu kambing angora yang berasal dari Asia Kecil. Warna serat mohair kecoklat-coklatan karena tercampur kotoran, tetapi setelah dimasak putih berkilau seperti sutera sehingga mudah dicelup dengan warna cerah. Bentuk serat hampir sama dengan wol, hanya sisiknya lebih runcing. Lebih sukar dipintal dari pada wol karena permukaan serat licin. Sifat-sifat serat mohair hampir sama dengan wol. Kegunaan serat mohair diantaranya yaitu untuk kain berbulu (selimut), untuk pakaian musim panas, untuk kain rajut dan untuk kain penutup kursi dan permadani.
b)    Serat Kasmer
Serat kasmer diperoleh dari bulu kambing kasmer yang lebih besar dari angora dan mempunyai rambut atau bulu yang lurus.
c)    Serat Unta
Serat unta diperoleh dari bulu unta. Kehalusan dan kekuatannya hampir sama dengan wol dan mohair. Penggunaan terutama untuk pakaian pria yang bermutu tinggi.
d)    Serat Ilama atau lama glama-glama
Serat ilama diperoleh dari binatang yang termasuk sejenis unta di daerah pegunungan Andes antara Peru dan Bolivia. Sisik tidak terlihat jelas. Sebagian besar mempunyai medulla meskipun seratnya halus. Warna bervariasi dari putih sampai hitam, tetapi umumnya coklat.
e)    Serat Alpaka
Alpaka hampir sama dengan ilama, hanya lebih kecil dan mempunyai bulu lebih seragam. Warna bervariasi dari putih, coklat kekuning-kuningan, dan berkilau. Kekuatan hampir sama dengan wol.


f)    Serat Vikuna
Serat vikuna diperoleh dari jenis ilama yang paling kecil. Kekuatan hampir sama dengan kasmer.
g)    Serat Kelinci Angora
Serat atau bulu kelinci angora sudah lama dipergunakan industri tekstil. Penggunaan terutama untuk pembuatan topi, kain rajut dan sebagai campuran serat wol atau nylon.

3)    Serat Sutera
Sutera adalah serat berbentuk filament yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptera. Serat tersebut dihasilkan oleh larva ulat sutera sewaktu membentuk kepompong yaitu bentuk ulat sebelum menjadi kupu-kupu.
Sifat-sifat serat sutera adalah :
•    Benang sutera adalah yang terhalus dari bahan-bahan tekstil asli dan yang terkuat jika dibandingkan dengan bahan lain yang sama halusnya. Dalam keadaan basah kekuatan susut 15 %.
•    Terdiri atas benang filament yang panjangnya 300 sampai 1600 meter. Penampangnya berbentuk segi tiga dengan sudut-sudut membulat yang menyebabkan kilau pada sutera.
•    Licin, berkilau, lembut, kenyal, kuat dan dapat menyesuaikan diri dengan temperatur udara.
•    Sutera bukan pengantar panas yang baik, tetapi karena seratnya licin menyebabkan rasa dingin kalau dipakai.
•    Sangat hygroscopis atau menghisap keringat, baik untuk pakaian musim panas maupun musim dingin.
•    Tahan ngengat.
•    Sutera dapat rusak oleh sinar matahari, menyebabkan warnanya menjadi kuning. Oleh karena ini waktu menjemur jangan kena sinar matahari.
•    Sutera dapat rusak oleh obat kelantang yang mengandung chloordan dapat rusak dengan pemakaian setrika dengan panas 1100C. Oleh karena itu setrikalah sutera dengan panas rendah.
•    Lebih tahan lindi dibandingkan dengan wol. Waktu mencuci harus memakai sabun lunak supaya jangan mengurangi kilaunya.
•    Sutera tidak tahan asam. Pemakaian asam cair waktu mencuci dapat merusak warna dan kilau.
Kegunaan serat sutera antara lain untuk bahan pakaian yang bermutu tinggi seperti bahan pakaian wanita, kaos kaki wanita, dasi, sapu tangan, untuk keperluan alat-alat rumah tangga seperti kain gorden, seprei, untuk benang jahit, benang sulam, isolasi listrik, kain parasut, senar alat-alat musik dan lain-lain.
Untuk mengenal surat dari protein dapat dilakukan dengan membakar serat. Serat protein jika dibakar akan berbau rambut atau tanduk terbakar dan meninggalkan noda hitam.

3.    Serat Barang Galian
Serabut galian merupakan serabut yang berasal dari dalam tanah seperti asbes dan logam. Serat ini umumnya tahan api, tidak kusut dan tidak mengisap bau. Serat dari bahan galian yang tidak dilapis mudah berubah warnanya karena pengaruh suhu, seperti benang logam, benang emas atau perak. Benang atau pakaian yang terbuat dari logam biasanya dilapisi dengan plastik agar tidak cepat rusak. Serabut galian buatan disebut juga dengan fiberglass. Fiberglass ini tahan api, licin dan tembus terang, kuat dan tahan asam, tahan cendawan dan bahan kimia.
Serat Asbes
Serat asbes adalah serat yang diperoleh dari batu karang yang terletak jauh di bawah permukaan tanah. Batu karang tersebut dinamakan “peridotite” tersusun dari besi, magnesium dan siliket. Karena pengaruh tekanan tinggi dan air panas yang mengandung garam-garam dan karbondioksida menjadikan kristal-kristal dengan berbagai bentuk. Kristal-kristal itulah yang disebut asbes.
Sifat beberapa jenis asbes berbeda satu sama lain. Perbedaan itu bukan hanya antara golongan tetapi juga dalam satu golongan asbes itu sendiri. Perbedaan tersebut karena asbes dibentuk oleh alam dengan kondisi yang berlainan sehingga menghasilkan asbes yang tidak rata susunannya.
Sifat-sifat asbes yaitu :
•    Kekuatan dan mulur asbes bervariasi, tergantung dari jenis, cara penambangan dan pengambilan serat batunya.
•    Mulur serat asbes sangat rendah yaitu 1-3 %.
•    Serat asbes hanya sedikit menyerap air.
•    Serat asbes bersifat sangat tahan terhadap panas dan api.
•    Asbes tahan terhadap asam.
•    Penghantar listrik dan panas yang jelek.
•    Tahan terhadap gesekan dan cuaca.
•    Menyerap suara, terutama untuk frekuensi tinggi.
Serat asbes digunakan antara lain untuk benang sehingga dapat dibuat jadi kain, untuk bahan pencampur atap, bahan pembungkus, bahan penahan panas dan api dan bahan pelapis rem dan kopling.


B.    Serat Buatan
Serat buatan terbentuk dari polimer-polimer yang berasal dari alam maupun polimer-polimer buatan yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawa-senyawa kimia yang relatif sederhana. Semua proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil (spinneter).
Serat buatan (serat termoplastik) disebut juga man-made fibres terdiri dari merk nylon, perlon, decron, teriline, trivera, terlenka, tetoron, prinsip, bellini, laceri, laciri, orlon, cashmilon, silk, caterina dan lain-lain.
Sifat-sifat umum dari serat buatan adalah :
•    Sangat kuat dan tahan gesekan
•    Dalam keadaan kering atau basah kekuatannya tetap sama kecuali asetat.
•    Kenyal, pegas (elastis dan tahan regangan)
•    Kurang menghisap air.
•    Peka terhadap panas.
•    Tahan alkali, tahan ngengat, jemur, serangga, dan lain-lain.
•    Dapat diawetkan dengan panas.
Sifat-sifat lain yang perlu diketahui antara lain :
•    Bahan awet.
•    Mudah dalam pemeliharaan.
•    Mudah menghilangkan noda yang menempel.
•    Sukar mengisap air karena memberi rasa lembab.
•    Terasa panas bila dipakai.
•    Melunak dan meleleh kena strika panas.
•    Cepat menimbulkan statis electricity.
Selain sifat-sifat di atas kain dari serat buatan dapat dibuat macam-macam efek timbul, dapat dibuat lipatan, ukuran baju dapat stabil tak berubah dan kain-kain yang berupa kain rajutan tak perlu dikelim. Keburukannya antara lain lipatan-lipatan yang terjadi sukar dihilangkan. Walaupun kelompok serat di atas berbeda dalam komposisi kimia dan struktur namun mempunyai sifat-sifat yang hampir sama. Serat ini sering disebut serat sintesis, termoplastik atau serat kimia. Serat sintesis disebut “heat sensitive”, karena mempunyai sifat mengerut, melembek, atau meleleh kalau dipanaskan. Tekstil yang dibuat dari serat “heat sensitive” sukar dijahit seperti kail wol memerlukan penyelesaian yang cukup banyak, misalnya : menguapkan, memproses dan membentuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan serat sintesis antara lain :
1.    Gunakan suhu yang rendah untuk menyetrika.
2.    Gunakan lap basah atau setrika uap untuk mengontrol suhu.
3.    Tekanan pada kelim jangan terlalu banyak untuk menghindari lipit-lipit permanen dan sifat mengkilap.
4.    Jangan menggunakan kapur berlemak karena jika disetrika akan meninggalkan bekas yang berminyak pada kain.

a.    Rayon
1)    Rayon Viskosa
Rayon viskosa digunakan untuk pakaian dan tekstil keperluan rumah tangga seperti kain tirai, kain penutup kursi, taplak meja, seprai, kain rendah. Kain-kain yang halus digunakan untuk pakaian dan pakaian dalam. Rayon viskosa baik untuk kain lapis karena tahan gesekan, berkilau, dan licin. Campuran rayon viskosa dan polyester banyak digunakan sebagai bahan pakaian.
Sifat-sifat rayon viskosa antara lain :
•    Kekuatan serat rayon viskosa kira-kira 2,6 gram per denier dalam keadaan kering dan kekuatan basahnya kira-kira 15 % dalam keadaan kering dan kira-kira 25% dalam keadaan basah.
•    Kurang elastis. Apabila benangnya mendapat suatu tarikan mendadak, kemungkinan benangnya tetap mulur dan tidak mudah kembali lagi, jadi jika dicelup akan menghasilkan celupan yang tidak rata dan kelihatan seperti garis-garis yang berkilau.
•    Berat jenis rayon viskosa adalah 1,52.
•    Dalam keadaan kering rayon viskosa merupakan isolator listrik yang baik, tetapi uap air yang diserap oleh rayon akan mengurangi daya isolasinya.
•    Penyinaran dapat menyebabkan kekuatannya berkurang.
•    Rayon viskosa tahan terhadap setrika panas tetapi berubah menjadi kuning jika terlalu lama disetrika.
•    Rayon viskosa lebih cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas, terutama dalam keadaan panas.
•    Rayon viskosa tahan terhadap pelarut-pelarut untuk pencucian kering.

2)    Rayon Kupramonium
Larutan kupramonium adalah selulosa yang diregenerasi, maka sifatnya dalam banyak hal sama dengan rayon viskosa. Perbedaan sifat-sifatnya antara rayon kumpramonium sangat halus, rata-rata 1,2 lenier per filament, kekuatan rayon kupramonium berkurang dalam keadaan basah, lebih mulur di waktu basah dari pada waktu kering, dan rayon kupramonium dapat terbakar, pada suhu 1800 C rusak, dan kekuatannya berkurang oleh sinar matahari. Dalam pembakaran akan meninggalkan abu yang mengandung sedikit sekali tembaga.
Sifat kimia rayon kupramonium sama dengan rayon viskosa. Rusak oleh alkali, kuat, tetapi tahan alkali lemah dan zat-zat oksidator. Pemutihan dapat dilakukan dengan larutan hipoklorit dalam suasana sedikit basah atau dengan hydrogen peroksida. Pencelupan rayon kupramonium sama dengan pencelupan rayon viskosa.
Rayon kupramonium terutama digunakan untuk pakaian, kaos kaki wanita, pakaian dalam dan kebanyakan untuk kain-kain dengan mutu baik. Kehalusan. Filamennya memberikan sifat lemas dan drape yang baik (sifat gelombang yang baik).

3)    Rayon Asetat
Tenunan asetat menyerupai tenunan sutera karena kilaunya dan sifat lembutnya, benangnya mudah dilewat sering, baik untuk tenunan crepe. Tanda-tanda jika asetat terbakar adalah cepat terbakar dan mencair, meninggalkan bundaran keras dan berbau asam. Serat asetat banyak dipergunakan utuk pakaian wanita dan untuk tekstil keperluan rumah tangga, untuk lapisan pengeras kain, misalnya untuk leher kemeja, untuk isolasi listrik dan untuk penyaring rokok.
Sifat-sifat rayon asetat antara lain :
•    Daya mulurnya lebih besar dari daya mulur rayon.
•    Kurang kuat dari rayon, terlebih dalam keadaan basah, kekuatan susutnya sampai 65 %, rayon 50 %.
•    Daya menghisap air kurang dari pada rayon.
•    Daya menghisap cat kurang, karena itu perlu dipergunakan cat istimewa untuk asetat.
•    Rayon asetat kurang mengantarkan panas.
•    Tidak tahan panas. Pada temperatur tinggi mencair dan setelah dingin membeku dan menjadi kaku. Karena sifat-sifat ini serat asetat digunakan untuk mengakukan kerah pada pakaian laki-laki atau wanita yang disebut trubenais (tenunan kapas yang dilapisi asetat). Caranya kerah dilapisi dengan trubenya, kemudian disetrika hingga asetat mencair dan teunan menjadi kaku setelah menjadi dingin.
•    Tidak tahan alkali dan zat pemutih yang mengandung chloor.
•    Asetat larut dalam aseton.
Teknik pemeliharaan rayon asetat yaitu :
•    Mencuci harus dilakukan dengan cepat karena kekuatannya berkurang dalam keadaan basah.
•    Gunakan sabun yang tidak mengandung lindi.
•    Dibilas dalam air suam-suam kuku.
•    Disetrika setelah kering dan tidak perlu dibasahi. Jika disetrika sewaktu basah akan terjadi kilau. Disetrika dengan temperature paling tinggi 1200C. panas yang lebih tinggi menyebabkan bahan mencair, melekat pada setrika dan akan menyebabkan kain berlubang.

4)    Polinosik
Serat polinosik mempunyai kekuatan lebih tinggi, mulur lebih rendah, perbandingan kekuatan basah dengan kering jauh lebih tinggi, dan penggelembungan dalam air lebih kecil. Polinosik digunakan terutama untuk bahan pakaian dan juga untuk kain tirai vince atau moynel. Vince adalah salah satu serat polinosik, di Amerika dikenal dengan nama moynel.

b.    Polimer Alam dari Protein
Pembuatan serat polimer alam dari protein dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat serat yang dimiliki oleh serat wol. Beberapa percobaan yang telah dilakukan antara lain serat dari protein susu, serat dari protein jagung, serat dari kacang kedele dan serat dari kacang tanah.
1)    Serat dari protein susu
Serat dari protein susu menyerupai wol marino yang digaru. Serat ini menyekat panas yang baik, lembut dan licin, pegas dan lenting seperti rambut kuda, daya mulur dan kuatnya kurang dari pada wol asli, tidak dapat dikempa karena tak bersisik dan jika dibakar seratnya cepat terbakar dan berbau tanduk atau rambut terbakar.
Kegunaannya antara lain untuk pakaian dalam di negeri yang beriklim dingin, ditenun untuk meniru tenunan rambut kuda dan sebagai serat pengisi kasur.
2)    Serat dari protein jagung
Serat yang dibuat dari protein jagung disebut vicara. Serat ini dibuat berupa benang filament dan serat yang dibuat khusus untuk campuran dengan serat lain misalnya :
a)    Vicara dengan wol, hasilnya mendekati wol cashmir.
b)    Vicara dengan kapas dapat lebih mengembang.
c)    Vicara dengan nylon lebih mudah mengisap dan lembut.
d)    Vicara dengan asetat lebih lembut, rasa kaku berkurang.
Sifat-sifat serat dari protein jagung antara lain :
•    Kilau keras tetapi dapat diredamkan
•    Pegas dan kuat
•    Tahan cendawan dan ngengat
•    Lebih tahan alkali daripada wol
•    Murah
3)    Serat dari kacang kedele
Serat kacang kedele dibuat dari tepung kacang kedele yang telah diambil minyaknya. Protein dan tepung dipisahkan, dilarutkan, disemprotkan melalui alat pemintal seperti pembuatan serat sintesis yang lain. Benang filament ditarik dan dikeraskan secara kimia, akhirnya dipotong-potong menjadi serat.
Sifat-sifat serat dari kacang kedele antara lain yaitu serat kacang kedele berkilau, mengerut, ringan dan berwarna coklat, memberi rasa panas seperti serat wol, kenyal tetapi kurang kuat lebih-lebih dalam keadaan basah dan baik dipakai sebagai bahan campuran untuk kapas dan rayon. Hasil dari serat ini masih belum diperdagangkan.

4)    Serat dari kacang tanah
Serat dari kacang tanah ini disebut ardil, menyerupai wol, tetapi tidak mengerut dan tahan ngengat. Warna serat crème dan lembut, jika disentuh terasa panas dan daya mengisap lengas sama seperti wol. Serat ini digunakan sebagai campuran pada serat kapas dan wol. Campuran dari 50 % ardil dan 50 % wol memberikan bahan seperti terdiri dari 100% wol. Jika dicampur dengan serat selulosa memberikan rasa panas dan tahan kusut seperti wol.

c.    Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terbagi menjadi Poliamida (Nylon) dan Polyester
1)    Poliamida (Nylon)
Poliamida (nylon) merupakan serat yang kuat. Nylon yang cukup mahal ialah supernilon yang dapat ditenun menjadi kain-kain yang indah, baik yang menyerupai tweed maupun yang menyerupai brokat emas atau sutera.
Sifat-sifat nylon adalah sebagai berikut :
•    Kuat dan tahan gesekan
•    Daya mulurnya besar, kalau diregang sampai 8 %, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu regang, bentuk akan berubah.
•    Kenyal, tidak mengisap lengas atau air sehingga mudah kering, baik digunakan untuk pakaian bepergian terutama pakaian dalam karena ringan dan cepat kering.
•    Pada umumnya tidak tahan panas, kalau bahan di setrika harus dicoba terlebih dahulu dengan temperature yang rendah.
•    Larut dalam phenol, tetapi kalau dipakai phenol cair akan  mengerit dan dapat digunakan untuk membuat hiasan-hiasan.
•    Tahan lindi/alkali dan tidak tahan chloor.
•    Tahan air garam (baik untuk tali dan jala ikan_.
•    Tahan ngengat/cendawan.
•    Jika dibakar terlihat meleleh, tidak menyala dan membentuk teapi berwarna coklat.
Untuk memperbaiki kualitas nylon dapat dibuat kain rendah (lece), dibuat lubang-lubang dan diselesaikan tepinya dengan cat nylon dan disempurnakan melalui proses nylonizing hingga dapat lebih mengisap, lembut dan lemas.
Mengingat kekuatan nylon yang sangat tinggi, maka nylon sangat baik uhntuk dibuat kain parasut, tali temali yang memerlukan kekuatan tinggi, benang ban terpal, jala dan untuk tekstil industri lainnya. Selain untuk keperluan industri, nylon juga dapat dipakai untuk bahan pakaian, terutama untuk pakaian wanita, kaos kaki, dan tekstil rumah tangga seperti gorden jendela atau pintu. Selain itu nylon juga digunakan untuk kain kursi, permadani dan kain penyaring.
Teknik pemeliharaan kain nylon adalah sebagai berikut :
•    Nylon putih setelah dipakai hendaknya segera dicuci karena bisa menjadi kuning.
•    Bahan tidak perlu direndam lama karena kotoran hanya menempel.
•    Cuci dengan cara diremas-remas dalam air sabun suam-suam kuku dan bilas dalam air suam-suam kuku juga.
•    Gantung basah-basah sampai kering dan tidak perlu diperas.
•    Setrika dengan panas rendah jika diperlukan.



2)    Polyester
Kain-kain yang dibuat dari polyester mempunyai sifat cepat kering, kuat dan dapat berbentuk seperti serat alam. Serat-serat polyester bisa dicampur dengan serat katun, wol, rayon, dan sutera. Polyester berwarna kuning gading, sehingga kadang-kadang perlu diputihkan. Untuk pemutihan dipergunakan natrium klorit pada suhu mendidih dengan penambahan asam nitrat.
Serat polyester dapat menghasilkan kain yang tipis atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai dengan kebutuhan, jika menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang menyerupai katun atau wol. Polyester menghasilkan filament-filamen polyester yang licin, serat-serat profil dan benang-benang tekstur yang elastis, yang biasanya dirajut menjadi jersey seperti Trivera 2000, Crimplene dan Diolenlect.

Sifat-sifat serat polyester adalah sebagai berikut :
•    Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.
•    Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
•    Tahan obat kelantang.
•    Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
•    Dapat ditekan dengan setrika panas (1500C), hingga terjadi lipatan tetapi dapat dihilangkan dengan panas yang sama. Untuk membuat lipatan yang permanen diperlukan panas 2100C.
•    Mempunyai sifat elastis yang baik.
•    Polyester berbentuk selinder dengan penampang lintang bulat.
•    Polyester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih.
•    Polyester meleleh di udara pada suhu 2050C dan tidak menguning pada suhu tinggi.
•    Polyester tahan serangga, jamur dan bakteri.
•    Dimensi kain polyester dapat distabilkan dengan cara pemantapan panas yang diatur pada suhu tertentu.
Bahan dari serat polyester hedaklah dicuci dengan air sabun dan dibilas. Tidak perlu diperas dan gantungkan hingga kering. Bahan ini tidak perlu disetrika kalau sudah digantungkan dengan baik.
Sifat polyester yang sangat baik, terutama tahan kusut dan dimensinya yang stabil maka polyester banyak dipakai untuk bahan pakaian dan dasi. Untuk pakaian tipis polyester sangat baik dicampur dengan kapas dengan perbandingan 2 : 1. Selain itu polyester juga banyak digunakan untuk kain tirai karena ketahanannya terhadap sinar di balik kaca. Polyester juga digunakan sebagai pipa pemadam kebakaran, tali temali, jala, kain layar, dan terpal. Sebagai tali temali kapal, polyester lebih tahan lama dibanding nylon atau sisal. Sifat polyester yang  tahan asam, membuat polyester baik digunakan sebagai pakaian pelindung dalam pabrik yang banyak memakai asam-asam. Akhir-akhir ini polyester mulai digunakan sebagai benang ban.

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  bahan tipis dan tembus pandang sngat cocok di gunakan untuk bahan utama pembuatan sulaman

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang  RPP Seni Budaya Materi 4

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : https://noenksumiati.blogspot.co.id/2012/01/rangkuman-tata-busana.html